Referensi utama My Healthy Life Trio Herbal; Jakarta: Trubus Swadaya, 2010.paket TRIO HERBAL Bin Muhsin Bisa dibeli secara online di www.binmuhsingroup.com atau HUBUNGI :HP: 085227044550 Tlp: 021-91913103 SMS ONLY: 081213143797@MyYM @MyFacebook @MyTwitter @MyYuwie @MyFriendster binmuhsin_group@yahoo.co.id
===
Peni tampak lincah menari bersama gadis-gadis seusianya dalam pentas tari di sekolah. Padahal, 10 jam sebelumnya pelajar kelas 2 Sekolah Menengah Pertama (SMP) itu tergolek lemah lantaran sulit bernapas.
Malam sebelum pentas, Peni mengeluh sesak napas. Dadanya terasa sesak dan napasnya tersengal-sengal. Ibunya tahu bahwa asma putrinya kambuh. ‘Biasanya kalau menghirup debu atau kecapaian Peni langsung sesak napas,’ ujar Wita, ibu Peni. Untung Wita sigap dan langsung menyodorkan 1 sendok takar berisi 5 cc minyak jintan hitam untuk diminum putrinya.
Ia mendengar jintan hitam berkhasiat meredakan asma. Di Timur Tengah, minyak habbatussauda - namanya di sana - lazim digunakan sebagai obat asma. Penderita mengolesi punggung dan dada dengan minyak jintan, atau menghirup uapnya dan meminum langsung. Minyak dari Nigella sativa itu sebaiknya diminum setiap hari.
Esok hari setelah meminum minyak jintan hitam, Peni bernapas lega dan bisa menari di sekolah. Memang masih ada sedikit lendir di saluran napas yang membuat suaranya serak. Namun, itu pun hilang setelah 2 hari mengkonsumsi minyak jintan. ‘Padahal biasanya jika malam terserang asma, pagi hari ia masih mengeluh sesak napas dan badannya panas,’ ujar Wita.
[B]Riset[/B]
Menurut dr Diding Heri Prasetyo MSi, periset dari Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Jawa Tengah, asma sejatinya adalah kondisi inflamasi alias peradangan saluran napas akibat reaksi hipersensitivitas terhadap alergen. Alergen itu bisa berupa debu, obat-obatan, asap, makanan atau alergen lain. Contoh lain tipe hipersensitivitas yang mengakibatkan peradangan semacam ini adalah alergi kulit terhadap alergen tertentu.
Reaksi hipersensitivitas itu pada saluran napas menimbulkan produksi lendir berlebih dan peradangan. Selain itu, hipersensitivitas juga merangsang otot di sekitar saluran napas berkontraksi atau mengencang. Kombinasi ketiga hal itu membuat saluran napas menyempit dan sulit dilalui udara saat kita bernapas.
Diding dan tim Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) melakukan riset pada mencit untuk mengetahui efek jintan hitam terhadap asma. Mencit dipapar ovalbumin dalam aluminium hidroksida pada hari ke-4 dan ke-20 penelitian. Ovalbumin adalah alergen pemicu reaksi hipersensitivitas saluran napas. Pada pemaparan kedua, reaksi alergi mulai muncul.
Saat bersamaan, mencit dicekoki dengan minyak jintan hitam. Dosis yang digunakan merupakan konversi dari dosis pada manusia yaitu dikalikan 0,0026 (faktor konversi dosis manusia ke mencit). Minyak jintan hitam yang digunakan produk yang banyak beredar di pasaran. Selanjutnya mencit kembali dipapar aerosol ovalbumin pada hari ke-26, 29, 31, 39, dan 42.
Sebagai pembanding, Diding memberikan obat antihistamin generasi ketiga pada kelompok mencit model asma lainnya. Antihistamin generasi ke-3 memiliki keunggulan dari generasi sebelumnya karena selain memiliki efek antihistamin juga memperlihatkan efek antiinflamasi. Sebagai kelompok kontrol: mencit tanpa perlakuan apa pun.
Pada kelompok kontrol sebanyak 83,33% populasi tidak mengalami peradangan (inflamasi grade 0). Sisanya mengalami peradangan minimal (inflamasi grade 1). Kelompok yang dipapar ovalbumin (model asma) menunjukkan peradangan sedang (grade 3) sebanyak 8,83% dan sisanya mengalami peradangan berat (grade 4).
Pada kelompok mencit model asma yang diberi minyak jintan hitam terjadi penurunan derajat inflamasi. Inflamasi berat hanya terjadi pada 8,33% populasi, sedang 58,34%, dan sisanya hanya mengalami peradangan ringan. Hasil itu sejalan dengan efek pemberian antihistamin generasi ke-3.
Pemberian antihistamin terbukti menurunkan derajat inflamasi sehingga mencit yang mengalami peradangan berat tinggal 16,67%; sedang, 50%; ringan (grade 2), 8,33% dan sisanya peradangan minimal.
[B]Setara antihistamin[/B]
Dari hasil penelitiannya, Diding dan tim menarik kesimpulan bahwa kemampuan minyak jintan hitam menurunkan derajat inflamasi saluran napas pada hewan coba model asma alergi sebanding antihistamin generasi ke-3. ‘Itu karena minyak Nigella sativa memiliki efek antiinflamasi,’ ujar master bidang imunologi lulusan Universitas Airlangga Surabaya itu.
Minyak habbatussauda mengandung asam linoleat dan thymoquinone. Asam linoleat berperan menurunkan tumor necrosis factor (TNF) - salah satu sitokin atau protein yang dihasilkan sel kekebalan khusus yang menyebabkan kematian sel dan menyebabkan inflamasi alias peradangan. Karena kadar TNF turun, derajat inflamasi pun berkurang.
Selain itu, asam linoleat juga berperan dalam menurunkan produksi histamin - pencetus alergi dan menekan pembentukan imunoglobulin E (IgE). IgE adalah suatu antibodi khusus yang bisa mengenali alergen dan menyampaikannya ke sel mast melalui reseptor khusus sehingga akan terbentuk mediator inflamasi. Meski thymoquinone memiliki mekanisme berbeda, tetapi senyawa itu pada dasarnya juga bersifat antiinflamasi. Thymoquinone menurunkan sitokin TH2, serum IgE, mencegah degranulasi sel mast, dan menurunkan TNF sehingga reaksi alergi turun.
Hasil penelitian diding dan tim itu sejalan dengan riset Dr Med Peter Schleicher di Munich, Jerman. Ahli imunologi itu mencoba minyak biji jintan hitam murni ke 600 pasien penderita alergi. Termasuk di dalamnya penderita asma dan jerawat akibat alergi serta penderita alergi serbuk sari dan debu. Hasilnya, 70% pasien itu sembuh dari alergi. Pantas asma peni reda dan ia bisa menari dengan lincah di sekolahnya. ([B]Tri Susanti[/B])
sumber :
http://www.trubus-online.co.id/trindo7/index.php?option=com_content&view=article&id=4668:jintan-hitam-redakan-asma&catid=115:obat-tradisional&Itemid=506